Monday, January 28, 2008

Selamat Jalan Pak Harto

dimuat Surat Pembaca Kompas Jateng 28 Januari 2008 dan
Pos Pembaca Harian SOLOPOS 29 Januari 2008


Setelah hampir 24 hari menderita sakit, akhirnya Pak Harto berpulang pada hari Minggu, 27 Januari 2008. Pak Harto yang lahir di Kemusuk, Argomulyo, Yogyakarta, 8 Juni 1921, adalah Presiden RI kedua.
Selamat jalan Pak Harto, jasa-jasamu selalu akan dikenang dalam goresan tinta emas sejarah bangsa Indonesia.
Meski saat sakit berbagai polemik selalu berseliweran, namun yakinlah bahwa engkau adalah salah satu putera terbaik yang dimiliki bangsa ini. Maka, sudah seharusnya dan sepatutnya semua elemen bangsa memiliki rasa hormat mikul dhuwur mendhem jero akan sosok dan pemikiran Pak Harto.
Bangsa Indonesia kembali berduka, namun sekaligus bangga karena telah memiliki bapak bangsa yang selalu menempatkan persatuan dan kesatuan bangsa (nasionalisme). Selamat jalan Pak Harto.

FX TRiyas Hadi Prihantoro
guru SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Solo



Pendidikan yang Menggairahkan

dimuat dalam Surat Pembaca di Harian Joglosemar 19 Januari 2008

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan tekhnolgi menjadikan banyak orang bermanja. Pasalnya segala fasilitas tersedia, dan tinggal klik kita sudah bisa dibantu oleh Iptek tersebut.Begitu pula dalam bidang pendidikan.
Saat berbagai Pembelajaran on line mudah diakses oleh media Internet, seorang siswa maupun guru tidak usah jauh-jauh mencari lieratur maupun bahan pembelajaran. E-Learning menjadikan pembelajaran online.Dengan demikian anggaran untuk membeli bukupun bisa dikurangi. Upaya saling belajar antar sekolah dapat dilakukan dalam pendidikan on line.
Sekolah penulis telah berupaya melakukan pembelajaran E-Learning dan akses Web yang up to date (http://yosefelearning.sch.id/ dan http://styosef.pangudiluhur.org/ )
Semua itu menjadikan pendidikan yang menggairahkan. Namun sudahkan siswa, guru dan orang tua kita selalu mengajak untuk selalu beriteraksi dengan tekhnologi?
Dan bagaimana stakeholder pendidikan menyikapi.Jangan ada kata terlambat, mari kita mulai sejak sekarang dan jangan tunggu besok. Sebab tekhnologi menjadikan pendidikan yang menggairahkan bila kita mengakrabinya.

FX Triyas Hadi Prihantoro
SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta

Wednesday, January 16, 2008

Menggugah Nurani Anggota DPR

dimuat di Surat Pembaca harian Joglosemar 15 JAnuari 2008

Wacana pembagian insentif bagi anggota DPR dalam setiap pembuatan UU sungguh sesuatu yang wajib dipertanyakan. Pasalnya ditengah derita begitu banyak masyarakat Indonesia yang tertimpa bencana, masihkah mereka (anggota DPR) merasa kurang mendapatkan fasilitas dari negara?. Mulai dari kesejahteraan, kesehatan, perumahan, alat komunikasi dan lain sebagainya.Memang dalam iklim negara demokratis segala kebijakan yang menyangkut anggaran negara harus ”didiskusikan” dengan wakil rakyat. Namun apakah pantas bila setiap kebijakan mengabaikan kebutuhan yang lebih penting malah mendahulukan kepentingan diri.Bukan saatnya Anggota DPR banyak menuntut.Lebih pantas dan layak mengalokasikan dana insentif diberikan pada daerah bencana. Banyak jalan untuk kegiatan sosial ini. Meski banyak pihak mengatakan sebuah curi start kampanye, toh sebuah pemberian bantuan kepada daerah bencana, meski dengan bendera Partai. Lebih kental suasana empati kemanusiaannya daripada sebuah upaya cari dukungan.Mari kita gugah nurani anggota DPR baik pusat maupun daerah, untuk bisa menyisihkan pendapatanya dari perolehan apapun untuk membantu saudara kita yang sedang tertimpa musibah. Ibaratnya mendahulukan kepentingan umum lebih mulia diatas kepentinmgan pribadi maupun kelompok.

FX Triyas Hadi Prihantoro Warga Epistoholik Indonesia



Perilaku yang tertib, patuh dan disiplin

dimuat di Pos Pembaca SOLOPOS 31 Desember 2007

Keterpurukan bangsa ini tidak lepas dari perilaku diri yang kurang terpuji. Kebiasaan melanggar atura, tidak patuh dan disiplin sering kita lihat dalam kehidupan sehari-hari.
Kemungkinan menjadikan negara akan berubah ke arah yang diharapkan masih membutuhkan waktu lama . Sebab memang kita belum mampu dan mau untuk koreksi diri dan menghargai diri sendiri apalagi orang lain.
Suatu contoh kecil dalam kehidupan sehari-hari yang selalu ditemui. Setiap hari manusia hidup butuh waktu perjalanan menuju ke tempat tugas/ kerja/ sekolah maupun tujuan lain. Lihatlah bagaimana perilaku kita dan saudara yang ditemui di jalan. Sudahkan terjadi saling patuh, disiplin dan tertib serta menghormati antara sesama pemakai jalan.
Aksi nylonong, mau menang sendiri, berhenti sesuka hati, ngebut, tidak berasesoris lengkap merupakan bentuk ketidakpatuhan terhadap aturan berlalu lintas. Meski Aparat selalu mensosialisasikan namun sering kita mengabaikannya
Contoh konkret perilaku yang selalu penulis temui saat mau berangkat kerja. Orang bersepeda dan pengemudi becak tidak pada jalurnya, naik motor tidak berhelm, pengemudi mobil tidak mengenakan sabuk pengaman serta berhenti seenaknya sendiri. Bahkan kebijakan baru ang selalu digembar-gemborkan oleh petugas, bagi para pengemudi motor harus memakai jalur kiri dan menyalakan lampu dianggap sebuah himbauan semu.
Kepatuhan perilaku, tertib dan disiplin memang harus mengakar dan membumi pada hati kita semua. Bila ini masih selalu dianggap angin lalu dan dilanggar,sebuah keniscayaan bangsa lain akan percaya pada bangsa kita. Sebab martabat bangsa akan di akui bila kita sendiri telah mampu melaksanakan dengan sungguh.Saatnya kita benar-benar berubah muali dari diri kita sendiri.

FX Triyas Hadi Prihantoro
SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta
warga epsitoholik Indonesia